Laman

Minggu, 18 Desember 2016

Eksotis :3

Nah... Karena saya bingung mau mengisi apa..
Saya kasih foto-foto eksotis aja deh :D




Lho kok kereta semua?



Bodo amat... Aku sukanya sama kereta bukan sama kamu :p

Piss bro :D

Jeritan Malang di Kebasen


Ramai, itulah suasana Stasiun Madiun setiap hari. Bangunan yang masih ada corak Belanda. Stasiun terbesar di daerah Madiun. Umur bangunan ini memang sudah cukup tua, tetapi tetap kokoh berdiri dengan gagahnya.

Madiun, 21 Januari 1981, pukul 07.35 pagi.

Matahari sudah menampakkan sinar hangatnya. Masyarakat sudah beraktivitas seperti biasa. Kecuali Roni dan Alya. Roni, seorang pemuda tampan, berpenampilan rapi, sopan, dan baik hati. Bersama istrinya, Alya, seorang wanita yang muslimah, Istri yang setia dan selalu patuh terhadap perintah suaminya, ingin pergi ke Jakarta menggunakan jasa kereta api karena ada panggilan tugas.
Sejak pukul 07.00 pagi, Roni dan Alya berada di Stasiun. Mereka berangkat lebih pagi karena tidak ingin mendapat jatah berdiri. Mereka menggunakan KA Ekonomi Maja relasi Madiun – Jakarta. Merupakan KA favorit saat itu.
“Mas, kapan keberangkatan keretanya?” Tanya Alya pada Roni, suaminya.
“Mungkin sebentar lagi, kita tunggu saja.” Jawab Roni lembut.
Para penumpang masih menunggu keberangkatan KA Maja. Keberangkatan masih 15 menit lagi. Tetapi penumpang telah memadati stasiun. Waktu terus berlalu. Sampai PPKA memberikan informasi kepada para penumpang.
“Dari jalur 2, KA Maja tujuan Jakarta Pasar Senen segera diberangkatkan. Bagi para penumpang yang masih dibawah rangkaian, kami persilakan untuk segera naik.”
Roni dan Alya bergegas masuk kedalam gerbong. Mereka memilih gerbong pertama. Tak lama berselang, kereta pun meninggalkan stasiun. Alya duduk di sampingjendela, dan Roni duduk disampingnya. Banyak sekali orang yang berpergian. Kereta memang sedang ramai. Do’a pun terucap dari mulut mereka berdua.
Kereta melaju kencang. Para penumpang menikati indahnya pemandangan. Sungai, sawah, gedung yang tinggi, perbukita, rumah-rumah bisa dilihat dari jendela gerbong. Alya juga masih memandangi pemandangan.
“Ya, aku mau ke kamar mandi dulu. Tolong jaga barang bawaan kita ya!” Pinta Roni.
“Iya mas, hati-hati.” Jawab Alya.
Roni bergegas menuju kamar mandi. Ketika ia sampai di depan pintu kamar mandi, hujan turun dengan derasnya. Ia melihat sesuatu yang menakjubkan dari jendela pintu gerbong. Sampai-sampai ia hamper lupa tujuan awalnya, ke kamar mandi.
Alya masih menikmati indahnya hujan. Rintik-rintik hujan terlihat menari-nari. Tapi, tiba-tiba ia mempunyai firasat buruk. Terlintas begitu saja dalam pikirannya. Kereta ini akan terjadi sesuatu sesuatu. Tetapi ia coba buang pikiran itu. Roni kembali dari kamar mandi.
“mau beli makan apa? Aku tahu, kamu pasti lapar kan? Aku juga.” Tanya Roni.
“Ia mas, aku lapar. Terserah mas saja lah. Apapun aku mau kok.” Jawab Alya.
Roni balas dengan senyuman, begitu pula dengan Alya. Roni pergi ke gerbong makan yang ada di tengah rangkaian. Dia memesan 2 piring nasi goring dan 2 the hangat. Juga meminta petugas untuk mengantarkanke kursinya.
Hujan turun dengan deras. Roni dan Alya menikmati pesanan yang dipesan Roni beberapa waktu yang lalu.
“Mas, aku tadi kok punya perasaan aneh ya?” Alya memulai pembicaraan.
“Memangnya kamu tadi merasakan apa?” Tanya Roni.
“Aku tadi merasakan kalau kereta ini akan terjadi sesuatu.” Jawab Alya.
“Mungkin itu hanya pikiranmu saja, apa kamu sakit?”
“Tidak kok mas.”
“Atau kamu sedang tidak tenang saja karena kelelahan. Istirahatlah jika kamu lelah.”
“Iya mas.”
Perbincangan kecil yang terjadi saat menikmati hidangan. Sepasang suami istri yang menikah 4 bulan lalu. Masih menikmati indahnya pengantin baru. Roni yang umurnya 2 tahun lebih tua dari Alya, terlihat gagah dan muda. Alya, wanita lulusan pesantren di Yogyakarta, yang cantik jelita. Banyak pria yang ingin meminangnya.
Tak terasa, sampailah mereka di stasiun Kroya. Kereta berhenti tepat pada waktunya. Para penumpang yang mengakhiri perjalanan di stasiun Kroya, berhamburan keluar rangkaian. Bagaikan ratusan lebah yang keluar dari sarangnya. Dan para penumpang yang mengawali perjalanannya dari stasiun Kroya, berebut masuk ke dalam rangkaian KA. Benar-benar ramai, KA ekononomi memang selalu ramai.
Masinis KA sebelumnya digantikan oleh masinis yang bernama Arif. Pria kelahiran Purwokerto ini mulai bekerja di PJKA 2 tahun yang lalu. Salah saru masinis muda yang taat peraturan. Selalu rapi dalam berpakaian walaupun sedang bertugas.
Kereta kembali melaju. Tetapi hujan bertambah deras. Pandangan mata hanya dapay melihat beberapa meter kedepan. Itulah yang dirasakan masinis Arif. Sampailah KA Maja di daerah Kebasen. Hujan yang deras membuat kacau pandangan. Sampai-sampai, masinis melewati satu rambu yang meminta KA untuk berhenti di stasiun yang bernama Kebasen. Stasiun kecil yang hanya melayani persilangan KA.
Sebab yang meminta KA untuk berhenti, karena dari arah berlawanan, terdapat KA Senja IV kelas bisnis dan eksekutif relasi Jakarta-Yogyakarta yang melaju kencang. Karena KA Maja kelasnya lebih kecil, maka harus mendahulukanj KA Senja IV yang kelasnya lebih tinggi.
Roni masih duduk santai menikmati pemandangan hujan. Tapi Alya masih memikirkan apa yang terlintas dalam pikirannya tadi. Bahwa KA ini akan terjadi sesuatu. Walaupun ia telah berusaha untuk membuang perasaan itu.
Kepala Stasiun Kebasen, Joko merasa panik. Karena mendapat laporan dari penjaga pos perlintasan, bahwa KA Maja masih melaju kencang menembus lebatnya hujan. Joko hanya bisa menggoyang-goyangkan sinyal. Tetapi nihil. Dan akhirnya, KA Maja melintas langsung meninggalkan stasiun kecil Kebasen. Joko berlari membawa sinyal hansign berwarna merah, tetap saja sia-sia. KA Maja seharusnya bersilang dengan KA Senja IV di stasiun ini.
Alya sudah tertidur. Roni menjaga istrinya yang tertidur. Ia melihat pancaran sinar ketenangan dari wajahnya. Lantas ia cium keningnya. Tanda kasih saying yang indah. Penumpang banyak yang tertidur. udara dingin telah menidurkan mereka. KA masih melaju menembus lebatnya hujan. Lalu menyebrangi jembatan KA besar di atas kali Serayu. Dan melewati jalur yang berliku-liku.
Dari arah berlawanan, KA Senja IV melaju kencang. Masinis Arif tidak bisa melihat lampu sorot KA Senja IV karena terhalang oleh perbukitan. Kedua KA semakin mendekat. KA Maja melintasi jalur tikungan. KA Senja IV juga melewati tikungan yang sama. Begitu melihat ada KA dari arah berlawanan, masinis Arif langsung menarik rem darurat. Begitu juga dengan masinis KA Senja IV. Tetapi tidak ada harapan lagi. Dan akhirnya…
‘DUUAAAARRRRR…..’
Tabrakan tak bisa dihindari. Semua penumpang menjerit kaget. Jeritan yang memecah kesunyian ditengah lebatnya hujan. Gerbong 1, 2, dan 3 dari tiap-tiap kereta terguling. 2 Lokomotif hancur total, remuk tak berbentuk. Alya terpental dan kepalanya membentur kursi KA. Darah segar mengucur deras dari kepalanya. Dadanya tertimbun barang-barang penumpang. Ia merasakan sesak nafas. Akhirnya dia meninggal dunia karena kehabisan darah dan oksigen tidak bisa masuk ke dalam paru-parunya.
Roni terpental keluar jendela. Kepalanya terbentur batu cukup keras. Darah mengucur deras dari kepalanya. Kakinya patah. Badannya tertimpa gulingan gerbong KA. Nyawanya pun ikut tak terselamatkan.
Banyak penumpang yang meninggal. Hanya sedikit orang saja yang selamat. Nasib masinis Arif juga serupa. Bahkan lebih parah. Karena ia berada di dalam kabin lokomotif. Ia terhinpit kabin yang hancur. Benar-benar mengenaskan.
Hujan reda satu setengah jam kemudian. Petugas KA langsung menuju lokasi kecelakaan KA. Mencari korban-korban yang berada dalam KA. Warga sekitar juga turut membantu. Proses ini memang membutuhkan banyak orang dan waktu yang lama.
Jasad Alya telah ditemukan. Ia berhasil dikeluarkan 2 jam kemudian. Roni ditemukan 10 meter dari lokasi kecelakaann. Sepasang suami istri ini telah kembali kepada Yang Maha Kuasa. Ia telah damai di alam sana. Begitu pula korban-korban yang lainnya. Jeritan malang para korban itu menjadi saksi betapa hebatnya peristiwa itu. Sungguh tragis.


Mati, Tak Jelas Dimana Kuburnya



Bila kita mencermati, dari 144 unit (kecuali yang di upgrade menjadi cc204) lokomotif-lokomotif cc201 yang pernah berdinas, ada dua nomor seri yang kini tak bisa dijumpai. Kedua lokomotif tersebut sudah tidak berdinas lagi di jalur rel Jawa maupun Sumatera. Di buku besar Alokasi Penyebaran Lokomotif PT Kereta Api (Persero). Kedua lokomotif ini juga tidak terdaftar. Bahkan sejak tahun 1982. Hilang! Musnah!
Kemana perginya kedua lokomotif milik Dipo Induk Lokomotif Yogyakarta ini? Tak jelas! Di Garden of Locomotive atau lebih sadis para railfans menyebut kuburan massal lokomotif, di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta pun batu nisannya tidak ditemukan.  Benar-benar  menjadi misteri hinggak kini.
Tentunya beda dengan lokomotif-lokomotif cc201 yang telah dimodifikasi dan berubah menjadi cc204. Lokomotif ini masih bisa dilihat, dipotret, dan dinikmati, meski sebagai lokomotif cc204. Setidaknya bisa dibanyangkan, seperti inilah saat masih sebagai lokomotif cc201. Sementara kedua lokomotif ini benar-benar sudah hilang. Tak ada jejaknya. Maka berbahagialah para railfans yang masih menyimpan kenangan foto-foto kedua lokomotif ini. Kita hanya bisa menduga-duga apa gerangan dengan kedua lokomotif ini? Mungkinkah keduanya pulang ke negeri asalnya, Amerika Serikat dank arena sesuatu hal tak bisa kembali lagi? Atau karena factor penyebab lain?
Setelah menggali informasi kesana-kemari, ditemukanlah kisah tragisnya. Kedua lokomotif ini mengalami suatu kecelakaan yang sangat hebat, sebuah PLH (Peristiwa Luar Biasa Hebat) sehingga meluluh lantakkan kedua tubuh lokomotif ini. Itulah PLH Kebasen pada 21 Januari 1981. Kala itu KA Senja IV yang ditarik lokomotif cc201 XX jurusan Jakarta-Yogyakarta meninggalkan Stasiun Purwokerto. Ketika melintas di stasiun kecil Notog. 7km di utara Kebasen, ternyata dari arah berlawanan juga diterima isyarat bahwa KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berlokomotif cc201 XY, sudah lepas dari Stasiun Kroya. Kedua kereta itu memang biasa melakukan kruis (persilangan) di Kebasen.
Petugas PPKA (pengatur Perjalanan Kereta Api) di stasiun ini segera memasang untuk menghentikan KA Maja, sebab yang berhak lewat duluan adalah KA Senja IV yang kelasnya lebih tinggi. Si Maja melaju terus, para petugas PPKA panik. Penjaga pintu perlintasan, menyalakan lampu baterai sambil berteriak-teriak.
Ditengah hujan deras, upaya seperti itu Nampak sia-sia. Petugas lain di Kebasen mengacungkan lampu merah, tapi KA Maja semakin mendekat juga. Kepala Stasiun Kebasen, juga berteriak-teriak sambil menggoyang-goyangkan sinyal. Semua tak menolong. Orang-orang yang lelap tidur kedinginan stasiun kecil itu terjaga. Tanpa hirau KA Maja melewati Stasiun Kebasen, dipacu melawan hujan, menembus kabut. Beberapa menit berlalu. KA Senja IV keluar dari terowongan Kalijarut (Kebasen) di lereng gunung Payung. Pada saat yang hampir bersamaan, KA Maja pun menyebrangi jembatan Sungai Serayu. Sekarang kereta itu melintasi reil berliku-liku di kaki perbukitan. Ketika itu masinis KA Senja sudah menampak sorot lampu KA Maja. Tapi pandangan masinis KA Maja, terhalang oleh bukit. Kedua kereta yang masing-masing berkecepatan 50-70km/jam itu bersamaan keluar dari tikungan. Dan…..duaaaaarrrrrrr!!!!!!! sebuah ledakan terjadi persis dipinggir kali Serayu, dibawah guyuran hujan lebat. Tabrakan kereta. PLH!!!!!!!
PLH yang menimpa kedua lokomotif ini begitu hebat. Lebih hebat dari PLH Lokomotif si Donald Bebek. Membandingkan foto-foto PLH atau kecelakaan Kereta Rel Listrik (KRL) Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat pada tahun 1993. Begitu hebatnya dan KRL pun remuk tak berbentuk dengan banyak memakan korban. Seperti kedua lokomotif ini, tubuhnya hancur tak berbentuk, sampai-sampai para dokter lokomotif Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dengan berat hati bilang:”Kami angkat tangan, deh.”
Namun maaf jika membayangkan begini kejadiannya. Begitu evakuasi PLH Kebasen usai, kedua lokomotif diangkat paksa dan ditarik ke Balai Yasa Pengok, Yogyakarta menggunakan gerbong datar. Selanjutnya, tentu saja kedua Lokomotif ini mangkrak di Garden of Locomotive, setelah para dokter lokomotif di Balai Yasa angkat tangan. Berikutnya satu persatu organ tubuhnya yang dinilai masih dapat difungsikan dipreteli untuk dicangkokkan ke tubuh temannya yang membutuhkan, alias kanibal. Terakhir, tangan-tangan perkasa memotong-motong tubuhnya untuk dijadikan besi kiloan. Tamatlah sudah karir dan jejak kedua lokomotif ini.
Oiya……., tentuya sahabat railfans penasaran. Nomor seri berapa kedua lokomotif tersebut? Mereka adalah cc 201 33 (XX) dan cc 201 35 (XY). Lokomotif cc 201 33 mulai berdinas awal Maret 1978. Sedangkan lokomotif cc 201 35 mengawali tugas April 1978. Jadi berdinas sekitar tiga tahunan sudah langsung dikubur. Sungguh mengenaskan!

Dikutip dari buku Misteri Lokomotif cc 201 dengan sedikit perubahan 

Si Bader Suka Jalan Sendiri



Banyak cerita “misteri”yang beredar di seputar lokomotif cc 201. Mulai dari yang ringan-ringan hingga misteri sungguhan alias cerita berbau mistis. Maklum saja karena lokomotif seri ini jumlahnya banyak, sehingga peluang kecelakaan juga lebih banyak. Bila sudah menyebut kata “kecelakaan” bisa dipastikan disana termuat kata “misteri” dan “mistis”. Apalagi masa dinas lokomotif yang mulai diimpor tahun 1977 ini sudah 33 tahunan dan hamper setiap masinis pernah menjalankannya.
Akan tetapi tidak ada cerita yang sepopuler kisah lokomotif satu ini. Si Bader julukannya. Lokomotif yang suka berjalan nyelonong sendiri dan nabrak. Inilah cerita yang mengarah ke dongeng mistis, layaknya cerita-cerita misteri diseputar Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek. Yaitu kisah lokomotif cc 201 45 milik Dipo Induk Lokomotif Yogyakarta. Konon, dan sekali lagi konon menurut para masinis dan teknisi, lokomotif cc 201 45 adalah lokomotif paling misterius di keluarga cc 201. Banyak kejadian aneh dan membingungkan tentang lokomotif ini.
Menurut Soni Gumilang, Majalah KA edisi 08/Maret 2007, sejak pertama diimpor dari pabrik lokomotif General Electric (GE) Amerika Serikat tahun 1983, lokomotif cc 201 45 dikenal sebagai lokomotif bermasalah. Walaupun hasil tes menunjukkan tidak ada problem, namun sering mengalami kecelakaan atau gangguan tanpa bisa dijelaskan. Frekuensi kecelakaan sesame kereta atau kendaraan bermotor yang dialami si Bader cc 201 45 cukup sering. Ditambah kejadian-kejadian aneh para teknisi saat mempebaiki lokomotif ini pasca tabrakan.
Alkisah, sesuai prosedur, konon setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, lokomotif cc 201 45 di uji statis untuk memeriksa kelengkapannya. Setelah semua bere, lokomotif ini di uji dinamis di jalur tes di depan komplek Balai Yasa Pengok. Apa yang terjadi???? Saat dipacu dengan kecepatan tinggi (60km/jam), mendadak rem gagal berfungsi, sehingga lokomotif melaju terus dan menyeruduk dinding beton pembatas jalur tes dan sebuah warung. Ringsek lagi muka si lokomotif.
Usai perbaikan dan pengetesan ulang aman. Lokomotif cc 201 45 didinaskan untuk menarik rangkaian kereta api Bima. Tak lama berdinas, lokomotif ini mengalami kecelakaan dan masuk rumah sakit lokomotif di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta lagi untuk diperbaiki. Selanjutnya berdinas lagi tetap menarik kereta api Bima dan tabrakan lagi. Merasa bingung dengan kelakuan aneh si Bader cc 201 45, tak tanggung-tanggung, para dokter lokomotif Balai Yasa Pengok merasa perlu memanggil “gurunya” teknisi ahli GE langsung dari Amerika Serikat. Saat memeriksa lokomotif cc 201 45, para “suhu” teknisi GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan lokomotif ini memang sudah bermasalah dan banyak terjadi kecelakaan kerja.
Setelah menerima berbagai maasukan dari banyak sesepuh perkeretaapian, akhirnya diputuskan si Bader cc 201 45 harus di ruwat sesuai adat orang Jawa. Para teknisi Balai Yasa Pengok, Yogyakarta konon sepakat meruwat lokomotif si Bader ini, agar bisa dikendalikan dan tidak semaunya sendiri. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di tubuh lokomotif cc 201 45. Lalu memberikan beberapa gram emas dan menyepuh dibagian samping bahwa lokomotif dengan lapisan nikel sehingga terlihat mengkilat. Anehnya, setelah ruwatan ini si Bader cc 201 45 tidak berulah lagi dan tidak mengalami kecelakaan lagi.
April 2008, lokomotif si Bader cc 201 45 ini, sudah berseragam putih bergaris biru. Kelihatannya tambah keren saja. Bahkan beberapa railfans bilang sudah modern, dan tak tampak sebagai lokomotif Bader lagi. Aman! Dinasan sehari-hari lokomotif cc 201 45 dengan seragam baru ini, masih sering menarik KA barang dan kadang KA Ekonomi. Selain dari nomor serinya, si Bader pun mudah dikenali lewat cirri khasnya. Ada lapisan besi mengkilat di salah satu sisi bawah bodinya. Si Bader kini juga tidak boleh lari cepat di atas 80 km/jam. Beliaved or Not!!!!!

Sabtu, 17 Desember 2016

Lagu Ngawur

Nostalgia sama lagu anak-anak aja yaa :D

Lihat kebunku
Penuh dengan .......
Ada yang putih
Dan ada yang .......
Setiap hari
Kusiram semua
....... Melati
Semuanya indah



Lho kok ada yang kosong?
yaa bantu diisi dong biar lagunya lengkap..
Bisa jawab dapat hadiah kok....











Hadiahnya ucapan terimakasih :D
Thanks

Jumat, 02 Desember 2016

Ketika Kita Menghadapi Masalah

Siapa yang pernah punya masalah? Pasti semua pernah lah, gak mungkin nggak. Kalo gak pernah punya masalah hidup apa nggak situ? :D. Masalah itu banyak macamnya. Gak punya duit, masalah. Gak punya laptop, masalah. Dapet rejeki, masalah. Punya sepatu baru, masalah. Pacar? itu apalagi. :D. Pokoknya disekitar kita itu akan menemui masalah. Dan setiap orang itu tentu bakal berbeda-beda masalahnya. Masalah saya ini, masalah kamu itu. Hehehe...

Tapi kadang kita mikir, pas ada masalah terus cara menyelesaikannya gimana??

Setiap masalah itu cara menyelesaikannya berbeda-beda. Kadang ada yang mudah, ada juga yang sampai lama belum kelar juga. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga kondisi diri kita ini hati kita agar tetap terus berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Kenapa? Karena sebuah masalah kok malah kita tinggalkan itu malah justru akan datang masalah baru yang lebih besar. Gak percaya? Coba aja sendiri. Resiko ditanggung pembaca :D.

Justru hati kita perlu dijaga betul. Kalau hati kita itu kuat menghadapi masalah tersebut, Insyaallah akan mudah kita menyelesaikannya. Terlebih lagi kita bertawakkal kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala. Akan lebih dimudahkan lagi menyelesaikan masalahnya jika kita ber-ikhtiar. So, dekatkanlah dirimu kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. (y)